Sistem transportasi dan sistem perkotaan adalah dua hal yang saling berkaitan satu sama lainnya. Berbagai macam bentuk kota memberikan daya tarik untuk melakukan suatu aktivitas di dalamnya. Sementara sistem transportasi memberikan aksesibililitas yang sangat diperlukan dalam aktivitas-aktivitas di dalam kota itu sendiri.
Strategi TDM = Transportation Demand Management sudah banyak diterapkan di beberapa kota besar di dunia, dengan tujuan untuk mengurangi dampak lalu lintas terhadap sistem transportasi dan sistem perkotaan.
Transportation demand management seringkali juga disebut sebagai Travel demand management atau Transport system management. Dalam TDM sendiri terdapat berbagai macam strategi dan metode. Contoh kasus adalah di Shirakawa, Japan.
Shirakawa adalah sebuah daerah yang terletak di dekat Takayama, Gifu Prefecture, Japan. Penerapan TDM di Shirakawa yaitu:
- area bebas dari kendaraan roda 4 atau mobil
- parkir bus
- parkir sepeda
- shuttle buses
- sistem pemesanan parkir
- mobil ramah lingkungan
Dalam hal ini, TDM yang dipergunakan di Shirakawa dinamakan dengan TDO = Transportation Demand Omotenashi. “Omotenashi”
disini sama artinya dengan “Hospitality”.Jadi, disini kita membagi kawasan tersebut dalam beberapa zone parkir. Dimana zone-zone tersebut terletak sangat strategis dan mempunyai daya tarik dan fungsi tersendiri.
Mengapa demikian, karena di tiap-tiap zone terdapat beberapa fasilitas umum yang berbeda. Misalnya, di bagian utara terdapat restauran lokal yang tidak semua orang mengetahui keberadaannya; di bagian selatan terdapat Spa yang tidak semua orang mengetahuinya; di bagian barat terdapat Soba restauran yang juga tidak banyak diketahui keberadaannya.
Sehingga dalam hal ini, penempatan pemesanan parkir di tiap-tiap zone akan dapat mengurangi kemacetan yang terjadi di jalur pusat kota.
Dari tiap-tiap parkir zone tersebut, para pengunjung ataupun wisatawan dapat menuju ke daerah pusat dengan menggunakan kendaraan umum yang sudah disediakan, yang nantinya akan berhenti di jalan terdekat dari pusat kota. Sehingga untuk menuju ke pusat kota selanjutnya dapat dilakukan dengan berjalan kaki.
Selama menunggu keberadaan kendaraan umum tersebut, para pengunjung/wisatawan dapat menikmati beberapa fasilitas umum yang berada di sekitar parkir zone tersebut.
Inilah yang dinamakan “OMOTENASHI” atau Hospitality…
Dan juga menyediakan mobil yang ramah lingkungan (*eco car) untuk mengelilingi Shirakawa go. Sehingga tercipta menjadi sebuah daerah yang benar-benar jauh dari kemacetan. Inilah bentuk TDO yang diterapkan di Shirakawa, Japan.
Sementara, di negara kita juga menerapkan TDM, hanya saja dengan strategi yang berbeda. Salah satunya yaitu BRT = Bus Rapid Transit, pedestrianisation, non motorised dan beberapa metode lainnya.
TDO mungkin bisa menjadi salah satu alternatif yang bagus untuk diterapkan di negara kita. Tetapi, kita harus mempertimbangkan beberapa aspek penting sebelum benar-benar mengaplikasikannya di kota-kota yang ada di negara kita, diantaranya yaitu:
- kondisi sosial-ekonomi masyarakat
- kondisi sistem transportasi dan sistem perkotaan serta rencana pengembangannya
- kesiapan kelembagaan, dalam hal ini menyangkut pemerintah pusat, pemerintah daerah dan unsur swasta serta masyarakat selaku pengguna transportasi.
Jadi yang perlu diperhatikan disini adalah, TDM ataupun TDO yang mungkin berhasil baik dilakukan di negara-negara lain, belum tentu bisa sepenuhnya kita adopsi untuk digunakan di negara kita. Jadi perlu melakukan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakter perkotaan dan sistem transportasi yang ada di negara kita. Karena tiap-tiap kota memiliki karakter tersendiri.
Yang pasti, TDO adalah salah satu strategi yang menarik, nyaman dan yang pasti bersahabat dengan lingkungan.
*Salam sejuk dari negeri sakura…
by: imma.w.a.
Design and Planning Laboratory
Sakura-ku, Saitama-shi
Japan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar