Minggu, 25 April 2010

Subcenters Compaction is The Best Solution for Urban Planning….

“SUBCENTERS” adalah pusat kedua yang mempunyai fungsi sebagai area komersil atau shopping area yang berlokasi jauh dari pusat kota (city center).

Berbicara tentang subcenter jadi terkait dengan “Satellite cities”, yaitu adanya titik-titik pertumbuhan baru di sekeliling city center yang terpisah dari pusat kota (metropolitan core), dimana masing-masing titik mempunyai fungsi yang berbeda dan dibatasi oleh daerah pedesaan sebagai “belts of rural land”.

Subcenters dan “Satellite Cities” mengingatkan kita pada “New Urbanism” yang juga identik dengan “traditional neighborhood design” dan “neo-traditional neighborhood design”. Yaitu sebuah dasar dari suatu perencanaan yang memberikan kenyamanan lebih bagi para pejalan kaki atau sering kita sebut “Pedestrian Friendly”….

Dalam hal ini bersifat “walkable neighborhood”, yaitu sebuah desain komunitas yang KOMPAK, lebih condong kepada pejalan kaki dan pengguna sepeda untuk perjalanan jarak dekat dengan menyediakan area khusus bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda.

Ciri-ciri dalam “traditional neighborhood design” adalah:

  • adanya area khusus pejalan kaki yang lebar bagi para pejalan kaki (walker)
  • “grid pattern”, dalam hal ini untuk kemudahan akses
  • karena “grid pattern”, maka jalanan didesain untuk lalu lintas yang rendah, dengan kecepatan kendaraan antara 15 - 20 mph.
  • adanya jalan bebas yang selalu berlokasi di daerah pinggiran dari kota, bukan di sekitar pusat penduduk.
  • adanya hubungan/keterkaitan antara jalan dan area untuk pejalan kaki, dan lalu lintas kendaraan dibuat menyebar keluar sehingga mengurangi kemacetan.
  • garasi berlokasi di belakang terhubung dengan jalan lokal.
  • ukuran rumah yang relatif kecil, sehingga mudah untuk menjangkau satu sama lainnya
  • dari pusat kota, restauran, kantor, perumahan dan retail sekitar 1/4 mil dijangkau dengan hanya 5 menit jalan kaki
  • jalan didesain dalam beberapa arah untuk mengontrol kecepatan kendaraan, dan landscape yang didesain khusus untuk pengemudi mengemudi pelan.
  • mixed-use : multi guna baik bagi aktivitas bisnis, permukiman maupun retail.

Dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan penggunaan lahan yang lebih efisien, maka “walkable neighborhood” dapat memberikan kualitas yang lebih tinggi dalam kehidupan.

Saitama Shintoshin adalah salah satu subcenters yang ada di wilayah Kanto tepatnya di Saitama-shi, berfungsi sebagai penghubung tidak hanya Kanto, tetapi juga Tohoku dan wilayah Joshinetsu.

Sekitar 15- 30 Km dari pusat Kota TOKYO.

Saitama-shi terbagi dalam 10 distrik kota (”ku”), yaitu:
* Chuo-ku
* Iwatsuki-ku
* Kita-ku
* Midori-ku
* Minami-ku
* Nishi-ku
* Omiya-ku
* Sakura-ku
* Urawa-ku

Berpindahnya beberapa bagian kantor pemerintahan ke Saitama shintoshin sebagai pusat dari kegiatan bisnis, komersil dan budaya, menjadikannya sebagai pusat kota baru yang mengambil alih beberapa tanggung-jawab dari wilayah pusat yang selama ini dikendalikan sepenuhnya oleh pusat kota TOKYO metropolitan sebagai city center.

Saitama shintoshin menjadi salah satu subcenters yang menyenangkan, menarik, selalu penuh dengan pengunjung, bagus dan sangat informatif bagi semua penduduk di Jepang.

Dapat dikatakan bahwa Saitama shintoshin sebagai subcenter kompak yang menghasilkan sumber-sumber yang bervariasi dan bernilai di era baru.

Tata ruang yang KOMPAK di Saitama shintoshin memberi arti bahwa kemanapun selalu terhubung dengan station yang dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki.

Bisa dikatakan bahwa desain dalam Saitama shintoshin merupakan desain kota yang bersahabat dengan lingkungan.

Lebih mengutamakan pejalan kaki dengan ruang hijau yang tetap asri dan nyaman. Dan adanya fasilitas yang khusus disediakan bagi penderita tuna netra, yaitu adanya papan informasi dengan huruf BRAILLE dilengkapi dengan tombol dan lampu yang akan otomatis menyala beserta peta dalam bentuk TIMBUL yang memudahkan para tuna netra untuk menemukan lokasi/tempat yang ingin mereka tuju (perhatikan foto di sebelah kanan).

Selain itu, Saitama shintoshin SANGAT ISTIMEWA dan patut dibanggakan dan dicontoh bagi negara kita dalam perencanaan kota khususnya dalam hal AKSES.

Saitama shintoshin berlokasi di pusat Saitama-shi yang dilayani oleh JR’s Keihin Tohoku, Utsunomiya dan Takasaki lines. Dengan 12 jalur kereta yang berbeda termasuk diantaranya Tohoku Shinkansen yang berkumpul di Omiya Station.

R Saikyo line di Kita-yono station dan Keihin Tohoku line di Yono station, yang kesemuanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Saitama shintoshin.

Benar-benar akses kereta api yang sangat BAGUS...

Salah satu hal penting yang perlu digaris bawahi dalam merencanakan sebuah subcenters adalah harus ada hubungan/akses yang baik antar satu tempat dengan tempat lainnya yang ada di dalam subcenters itu sendiri dan juga antara pusat dari subcenters dengan bagian distrik kota lainnya.

Tidak hanya bagus dalam akses jalur kereta api, tetapi juga bagus dalam akses pejalan kaki dan kendaran bermotor (mobil).

Contoh Saitama shintoshin, yaitu adanya the metropolitan expressway Saitama-Omiya route, Saitama shintoshin route antara Bijogi di Toda dan Miura di Saitama.

Jadi, bagi para pengendara mobil dapat keluar dan masuk melalui bagian timur dan barat dari Saitama Super Arena.

Saitama - Omiya route terhubung dengan Tokyo Gaikan Expressway di Bijogi untuk akses menuju ke Tokyo, dan Joban, Tohoku dan Kanetsu Expressway.

Jadi dapat dikatakan bahwa akses menuju ke Saitama shintoshin dengan menggunakan kendaraan bermotor-pun juga SANGAT BAGUS.

Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa:

  • Subcenters yang KOMPAK adalah solusi terbaik dalam perencanaan kota. Namun perlu diperhatikan, jika kita ingin merencanakan sebuah subcenters maka subcenters tersebut haruslah KOMPAK dan tidak sepenuhnya tergantung terhadap city center.
  • LOKASI dari subcenters itu sendiri adalah sesuatu hal yang SANGAT PENTING. Jadi kita perlu menentukan lokasi yang benar-benar bagus untuk sebuah subcenters yang menghubungkan antara satu tempat dengan tempat yang lain dengan akses yang bagus. Dalam hal ini sistem transportasi dan infrastruktur yang menunjang untuk tujuan tersebut.
  • Kesuksesan sebuah subcenters juga tak lepas dari kolaborasi yang harmonis dan manis antara pemerintah kota, pemerintah daerah dan sektor swasta.
  • Disamping itu, kesusksesan sebuah subcenters berarti harus lebih mengkonsentrasikan keberadaan subcenters tersebut untuk pelayanan umum. Itu artinya tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan ekonomi kelas atas tetapi juga bagi kalangan ekonomi kelas menengah dan bawah.
Khusus untuk desain dari Saitama shintoshin, tak lepas juga dari sedikit kelemahan didalamnya. Jadi, Saitama shintoshin memang subcenters yang baik, tetapi ada satu kekurangan di salah satu bagian dari Saitama shintoshin. Yaitu mengenai area parkir.

Beberapa area parkir benar-benar tidak dipergunakan secara maksimal atau bisa dikatakan SANGAT TIDAK BERGUNA.

Jadi ini sebuah catatan penting jika kita merencanakan sebuah subcenters KOMPAK , maka kita juga harus merencanakan area parkir yang benar-benar sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan dalam subcenters itu sendiri.


*Salam sejuk dari negeri sakura


by: imma.w.a.
Design and Planning Laboratory
Sakura-ku, Saitama-shi
Japan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar